Jumat, 06 Desember 2019
Satu
Aku tak paham mengapa aku sangat lancang telah berani mengagumimu. Tapi harus diakui bahwa itulah kenyataannya, sungguh. Hanya saja, aku hanya berani mengagumimu dalam diam, sunyi dan senyap. Tidak perduli seberapa sepinya mengagumimu hanya dalam diam seperti ini, karena aku menikmatinya. Selayaknya berayun tanpa dendang lagu, menari dalam kesepihan hati, berbincang dengan bayangan semu, menatak kehitaman murka. Tak apa, aku baik baik saja, meskipun itu sesekali menyesakan dada, menyiksa batin dan asa, berapi api dalam kobaran raga tak bernyawa, karena terpaksa harus menahan rindu yang sering kali menyergap secara tiba tiba, menahan keinginan untuk menggenggam erat kedua tangan mu meskipun dalam khayal, memendam harapan yang tersisa ketika ingin menyaksikan pancaran kedua bola mata itu. Tapi, sejatinya semua itu akan terobati tatkala teringat satu hal yang seringkali menjadikan kita merasa satu,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menolong Rindu
Rindu itu tak pernah mempunyai usia Dan aku selalu ingin lengan lembut mu terus merengkuh Sementara hari terkayuh Barangkali telah hilang...
-
Alhamdulillah setelah sekian lama blog ini tidak digunakan akhirnya kini bisa digunakan kembali, maklum karena semenjak menjadi mahasiswa da...
-
Kali ini saya tuliskan seri pengetahuan umum seputar kepolisian republik Indonesia atau disingkat POLRI. Secara umum cuma pengen berba...
-
Kenangkanlah gumam pertama Pertemuan tak terduga Di suatu kota Di suatu hari kemarau Di suatu keasingan rindu Di suatu perjalanan biru ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar