Kamis, 05 Juli 2018

Sebuah Trilogi : MATA ITU

Kurasa biasa saja, saat kedua matamu menatapku biasa saja. Berawal dari yang biasa saja, matamu mulai menatapku menjadi lebih berarti. Banyak makna yang harusnya ku artikan, matamu berusaha mencari dan mendaki beberapa hal tentang ku dan mulai mencari perhatian ku. Matamu mulai berani menatapku tidak dengan cara yang biasa. Matamu berusaha membuat matahariku bersinar lebih dari yang biasanya, matamu juga selalu berusaha memperbaiki jembatanku yang sering sekali roboh tertiup kencangnya angin. Akupun mulai mencintaimu dengan cara yang tidak biasa. Aku mencintai matamu dalam diam dan kebisuan waktu. Selanjutnya, aku mulai merasakan getaran jantung yang lebih hebat dan kencang, Setelah beberapa waktu yang aku lalui tadak pernah kosong denganmu, aku merasakan getaran itu semakin hebat dan akhirnya membuncah menjadi sebuah perasaan yang belum mampu aku sampaikan. Mata itu sepertinya mampu menyerap dan merasuki seluruh arti daripada kehidupanku. Indah, bercahaya dan aku berharap mampu menatapmu selamanya. 

Aku heran, mata itu perlahan menjauh ketika mataku mulai mendekat. Pikiranku pekat, apakah matamu telah menemukan mata yang lebih indah ? Menemukan mata yang lebih mampu mengartikan seluruh makna yang ingin kau capai ? Entahlah. Yang jelas, mata itu perlahan pergi dan hingga akhirnya benar benar menghilang. Ini juga benar benar berakhir dengan tidak biasa. Salahku   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menolong Rindu

Rindu itu tak pernah mempunyai usia Dan aku selalu ingin lengan lembut mu terus merengkuh Sementara hari terkayuh Barangkali telah hilang...